-->

Coice Your Language

Cerita Sejarah | Pembantaian Kerajaan Kalepe

Pembantaian Kerajaan Kalepe


Penelitian demi penelitian terus dilakukan dalam menemukan catatan sejarah dari kerajaan kalepe yang berada di wilayah pesisir pantai selatan Bima. 

Namun ibarat mencari jarum di tumpukan jerami, tidak ada jejak catatan sejarah dalam manuskrip manapun mengenai kerajaan ini, namun kerajaan kalepe memiliki bukti-bukti peninggalan secara fisik seperti; Doro Rasa, kuburan-kuburan kuno, tempat pemandian, goa tempat tinggal, dan reruntuhan pembangunan istana. bahkan di kuburan kerajaan tersebut sering dilakukan penggalian oleh warga lokal maupun asing, hasilnya banyak ditemukan keris, pedang, cincin, dan barang-barang antik lainnya. 

kerajaan kalepe pada umumnya tersebar melalui cerita lisan atau folklor dari rakyat setempat secara turun temurun.


Pembantaian Kerajaan Kalepe


Menurut cerita masyarakat sekitar yang mencari madu di hutan rimba di lokasi kerajaan kalepe atau di doro rasa, mereka menemukan sumur tua, tidak hanya itu, mereka juga pernah menemukan manusia primitif, jika melihat masyarakat lokal manusia primitif tersebut langsung lari dan menghilang tanpa jejak. 

Kerajaan kalepe pada dasarnya adalah bukan nama kerajaan, melainkan julukan, dan hal ini memiliki unsur kesengajaan sebagai penghapusan identitas kerajaan yang sesungguhnya, arti dari kata  “Kalepe” sendiri adalah {meratakan, membumihanguskan,} dalam bahasa Bima kata /KA/ mengandung perintah, seperti KANCORE (secara ramai-ramai, bergotong royong), KAGAGA (mempercantik), Kalapa (membuat seperti parit). 

Sedangkan kata /LEPE/ memiliki arti (rata dengan tanah). Sejarah dibuat kabur oleh pemenang perang, nama kerajaan dari putri Bibano ini sendiri masih belum ditemukan. nama kerajaan kalepe adalah fatamorgana sejarah sebagai penghilangan identitas sebenarnya.

Baca Juga :

Adat Sasak Lombok,Bekelaan Menjelang Begawe Tak Mati

Dalam melanggengkan kekuasaan pada umumnya kerajaan-kerajaan pada jaman dahulu melakukan ekspansi terhadap kerajaan-kerajaan kecil untuk memperluas wilayah kekuasaaannya. ada beberapa alasan kenapa julukan kerajaan kalepe ini diberikan, yang pertama Kalepe sebagai titah dan perintah perang bagi kerajaan tersebut untuk diratakan dengan tanah, dan dibumihanguskan. 

Kenapa dibumihanguskan ? agar semua keturunan kerajaan tersebut tidak memiliki dendam dan melakukan pemberontakan, dan atau kerajaan tersebut melakukan pemberontakan terlebih dahulu maka keluarlah titah KALEPE oleh kerajaan pemberi julukan. 

Kedua, dari folklor dan cerita rakyat yang beredar bahwa ada cerita asmara antara putri kalepe yaitu Bibano dan putra kerajaan Bima sang Sangaji, konon katanya pada saat sang pangeran sangaji Mbojo melakukan perburuan di wilayah selatan Bima, di dalam perjalanan tiba-tiba sang sangaji melihat sang putri bibano yang sangat cantik seperti bidadari sedang mandi di telaga. 

Lewat pandangan pertama itulah sang sangaji mulai jatuh hati dan ingin meminang sang putri bibano, sang sangaji menawarkan pada sang putri bibano jika bersedia menerima lamaran maka di situ (wane sekarang) akan dibangun pusat kerajaan Bima, akhirnya sang putri pun setuju dan pada saaat proses pernikahan keduanya menggunakan hijab untuk menutupi muka, oleh pangeran dibukalah hijab sang putri, begitu senangya hati pangeran melihat sang putri yang cantik jelita seperti bidadari.


Anda Juga bisa mebaca Hal Lain Budaya :

Saat giliran putri bibano membuka cadar atau hijab muka sang sangaji tiba-tiba sang putri kaget bukan kepalang, raut mukanya seakan melihat malaikat maut, bibirnya tak berhenti bergetar, dadanya berdegup sangat kencang, persendian kakinya seolah-olah tak kuat lagi menopang badannya. Pangeran yang dilihat pada awal pertemuan adalah sosok yang sangat tampan dan berwibawa, namun sekarang di depan matanya adalah sosok yang sangat buruk rupa. 

Dengan penuh rasa kekecewaan yang mendalam karena merasa telah ditipu oleh sang sangaji maka sang putri bibano mengambil kudanya dan berlari meninggalkan sang sangaji menuju pulau Sumba. ternyata sang sangaji memiliki kesaktian untuk merubah bentuk mukanya dari yang tampan menjadi si buruk rupa untuk menguji kesetiaan sang putri bibano dan kisah asmara keduanya ini tidak berakhir bahagia, sang putri melarikan diri ke daerah timur yaitu Sumba di sana dia dikenal dengan nama BILIBANO.

Inilah dasar timbulnya kemarahan dan angkaramurka sang pangeran sehingga memicu perang antara kedua kerajaan, oleh karena merasa dipermalukan maka kerajaan bima mengeluarkan titah atau perintah untuk meratakan dan membumihanguskan kerajaan dari putri Bibano tersebut.

    Bukti-bukti peperangan ini adalah adanya julukan Rade dou Kafi (kuburan orang kafir) yang berada sekitar 5 kilometer dari pesisir pantai wane, tepatnya di desa Tolotangga, dan di pegunungan desa Tolouwi juga ada kuburan Ulama jawa,  ini berarti bahwa pernah ada perang eksistensi antara kerajaan dan agama. akibat perang ini rakyat dari kerajaan putri bibano mengungsi menyelamatkan diri ke wilayah parado dan wilayah tambora, sedangkan sang putri telah lebih dulu melarikan diri menuju pulau sumba sumba.





 By Edyman Sholikhin







0 Response to "Cerita Sejarah | Pembantaian Kerajaan Kalepe"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel