-->

Coice Your Language

Nenek 100 Tahun Lebih,Si Sapu Lidi

Umur bukanlah rintangan yang harus di pasrahkan untuk berleha-leha oleh nenek satu ini. Meski telah memasuki usia senja,Ia tetap beraktifitas guna mengais rizki dari membuat sapu lidi.

Nek Jeriah,itulah nama panggilannya. Berbekal peralatan sederhana berupa silet (cuter) andalan, helai demi helai  lidi daun kelapa ia sisir sampai bersih, sebagai bahan baku pembuatan sapu lidi ikat. Ditemani penginang sirih serta suguhan acara televisi,menjadikan pekerjaaan malamnya terasa cepat berlalu.

" Sambil mamak (mengunyah daun sirih),nonton tv,meraut lidi,tadi malam tau-tau sudah jam 1 malam lebih" ujarnya.

Dalam satu hari,biasanya Nek Jeriah mampu menghasilkan maksimal 3-4 ikat sapu lidi,tergantung dari banyaknya bahan baku yang dimilikinya. Dan hasil karyanya di jual seharga 3000 rupiah perikatnya.

Dalam memperoleh bahan dasar berupa pelepah daun kelapa dan menjual sapu lidi ikat sendiri,nenek di bantu oleh Anaknya yang juga telah berusia lanjut.

"Saya dibantu sama Anak kedua Saya untuk mengumpulkan pelepah daun kelapa dari kebun dan Anak Saya yang lain menjualkan sapu di BTN (perumahan) deket-deket sini. Ini satu dijual 3000" katanya.

Kepada team Lombok Update,Anak kedua dari nenek ini menceritakan bahwa,Ia saja telah berumur sekitar 80 tahunan,apalagi Ibunya kemungkian umurnya telah menginjak 100 tahun lebih.

"Saya lahir sekitar taun 30-an dan pindah ke gubuk ini taun 43. Dulu masih Kita pake kepeng bolong dan gobang,terus pas udah merdeka baru Kita pake uangnya Pak Karno. Saya anak kedua dari sembilan saudara dari satu Ibu,sekarang tinggal bertiga saja dan Kakak sudah ninggal" Ujar Kek Dam.

Nek jeriah sendiri terkadang sudah mulai agak mulai pikun. Sedangkan Anak keduanya saat ini masih menggeluti profesi sebagai tukang urut.



2 Responses to "Nenek 100 Tahun Lebih,Si Sapu Lidi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel